Rabu, 30 September 2009

statistika dan psikologi

Statistika adalah

Statistika adalah cabang ilmu matematika yang berurusan dengan cara-cara/teknik-teknik pengorganisasian (sering berarti mereduksi) data dalam suatu bentuk yang lebih sederhana sehingga akan mudah untuk ‘dibaca’

Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.

Hubungan statistika dan psikologi

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari data yang ada. Bisa dari angket, kuisoner hasil test yang dibuat sendiri maupun hasil dari luar. Oleh karena itu mahasiswa psikologi wajib mempelajari statistika agar dapat membaca, membuat, mengolah, merepresentasikan kuisoner, angket maupun hasil test tersebut.

Penelitian psikologi tidak lepas dari meneliti variable variable yang ada dilapangan maupun di laboratorium. Dalam meneliti itu kita menggunakan metode yang berasal cabang ilmu Statistika. Dalam merepresentasikan hasil itu kita bias dalam bentuk table, diagram dan semua itu tidak lepas dari cabang ilmu statistika.

Mengapa kita butuh statistika

Karena di sekitar kita ada begitu banyak data kuantitatif (dalam bentuk angka) dan tentu saja kita tidak dapat mengelakkan diri dari data-data tersebut. Dan seringkali kita perlu menggunakan data tersebut atau menyajikannya baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Misalnya lagi, dalam sebuah polling mengenai isu reorganisasi lembaga kemahasiswaan, kita ingin tahu bagaimana sikap mahasiswa terhadap isu tersebut. Apakah secara umum mahasiswa setuju atau tidak setuju dengan adanya reorganisasi. Karena keterbatasan tenaga dan dana, maka yang ditanyai sikapnya hanyalah sampel dari mahasiswa. Setelah kita hitung proporsi yang setuju dan tidak, kita perlu mengetahui apakah dalam populasi juga berlaku proporsi yang ada dalam sampel. Maka kita perlu meminta bantuan statistika untuk menyelesaikannya.

Manfaat belajar Statistika untuk psikologi

- Mampu membuat data (angket, kuisoner, survey) secara benar baik (metodenya) dan seefisien mungkin.

- Mampu mengolah data (angket, kuisoner, survey)

- Mampu merepresentasikan secara benar data itu ke orang lain. Bisa secara Lisan, tertulis “laporan”, dan visual seperti dalam diagram.

- Mampu membuat dan kesimpulan seperti rata – rata tingkat kecerdasan berdasarkan kumpulan hasil test IQ suatu populasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar