Senin, 19 April 2010

GANGGUAN DEFISIT-ATENSI/HIPERAKTIVITAS

Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas (GDAH) ditandai oleh rentang perhatian yang buruk yang tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri hiperaktivitas dan impulsivitas atau keduanya yang tidak sesuai dengan usia. Untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan harus ada sekurangnya enam bulan, menyebabkan gangguan dalam fungsi akademik atau sosial, dan terjadi sebelum usia 7 tahun.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat adalah bervariasi 2-20%. Di Inggris kurang dari 1%. Anak laki-laki memiliki insidensi yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan, dengan rasio 3:1 sampai 5:1. Orang tua dari anak-anak dengan GDAH menunjukkan peningkatan insidensi hiperkinesis, sosiopati, gangguan penggunaan alkohol, dan gangguan konversi. Walaupun onset biasanya pada usia 3 tahun, diagnosis biasanya tidak dibuat sampai anak dalam sekolah dasar dan situasi belajar yang terstruktur.
Etiologi
Faktor genetik. Bukti-bukti untuk dasar genetik untuk gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas adalah lebih besarnya angka kesesuaian dalam kembar monozigotik. Sanak saudara anak hiperaktif memiliki risiko 2x menderita gangguan.
Cedera otak. Pada periode janin dan perinatalnya. Atau cedera otak mungkin disebabkan oleh efek sirkulasi, toksik, metabolik, mekanik, dan efek lain yang merugikan dan oleh stress dan kerusakan fisik pada otak selama masa bayi yang disebabkan oleh infeksi peradangan, dan trauma.
Faktor neurokimiawi. Obat yang paling banyak diteliti dalam terapi gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas adalah stimulan, mempengaruhi dopamin maupun neurotransmiter yang menyatakan kemungkinan disfungsi pada sistem adrenergik dan dopaminergik.
Faktor neurologis. Otak manusia normalnya menjalani kecepatan pertumbuhan utama pada beberapa usia: 3-10 bulan, 2-4 tahun, 6-8 tahun, 10-12 tahun, 14-16 tahun. Suatu korelasi fisiologis adalah ditemukannya berbagai pola elektroensefalogram (EEG) abnormal yang terdisorganisasi dan karakteristik untuk anak kecil.
Faktor psikososial. Kejadian fisik yang menimbulkan stres, suatu gangguan keseimbangan keluarga, dan faktor yang menyebabkan kecemasan berperan dalam awal atau berlanjutnya GDAH. Faktor predisposisi mungkin termasuk temperamen anak, faktor genetik-familial, tuntutan sosial untuk mematuhi cara berkelakuan dan bertindak yang rutin. Status sosioekonomi tampaknya bukan merupakan faktor predisposisi.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Defisit-Atensi/Hiperaktivitas
A. Salah satu (1)atau (2):
(1) Inatensi: enam (atau lebih) gejala inatensi berikut ini telah menetap selama sekurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan:
(a) sering gagal memberikan perhatian terhadap perincian atau melakukan kesalahan yang tidak berhati-hati dalam tugas sekolah, pekerjaan, atau aktivitas lain
(b) sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap tugas atau aktivitas permainan
(c) sering tidak tampak mendengarkan jika berbicara langsung
(d) sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan, atau kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku oposisional atau titak dapat mengerti instruksi)
(e) sering mengalami kesulitan daam menyusun tugas dan aktivitas
(f) sering menghindari, membenci, atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memerlukan usaha mental yang lama (seperti tugas sekolah/pekerjaan rumah).
(g) Sering menghindari hal-hal yang perlu untuk tugas dan aktivitas (mislanya, tugas sekolah, pensil, buku, atau peralatan)
(h) Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuli luar
(i) Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
(2) Hiperaktivitas-Impulsivitas: Enam (atau lebih) gejala hiperaktivitas-impulsivitas berikut ini telah menetap selama sekurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan:
Hiperaktivitas
(a) sering gelisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat-geliat di tempat duduk
(b) sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain dimana diharapkan tetap duduk
(c) sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak tepat (pada remaja atau dewasa, mungkin terbatas pada perasan subjektif kegelisahan)
(d) sering mengalami kesulitan bermain/terlibat aktivitas waktu luang secara tenang
(e) sering “siap-siap pergi” atau bertindak seakan-akan “didorong oleh sebuah motor”
(f) sering bicara berlebihan
Impulsivitas
(g) sering menjawab tanpa pikir terhadap pertanyaan sebelum pertanyaan selesai
(h) sering sulit menunggu gilirannya
(i) sering memutus atau mengganggu orang lain (misalnya, memotong masuk ke percakapan atau permainan)
B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun.
C. Beberapa gangguan akibat gejala ada selama dua atau lebih situasi (misalnya, di sekolah [atau pekerjaan] dan di rumah).
D. Harus terdapat bukti jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, akademik, atau fungsi pekerjaan.
E. Gejala tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan tidak diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya, gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif, atau gangguan kepribadian).
Riwayat di sekolah dan laporan guru adalah penting dalam menilai apakah kesulitan anak dalam belajar dan perilaku sekolah terutama disebabkan oleh masalah perilaku atau maturasionalnya atau karena citra diri mereka yang buruk karena merasa tidak berdaya.
Gambaran Klinis
GDAH mungkin memiliki onset pada masa bayi. Bayi dengan GDAH adalah peka terhadap stimuli dan mudah dimarahkan oleh suara, cahaya, temperatur, dan perubahan lingkungn lain. Kadang-kadang terjadi kebalikannya, anak-anak tenang dan lemah, banyak tidur, dan tampaknya berkembang lambat pada bulan-bulan pertama kehidupan. Tetapi, lebih sering untuk bayi dengan GDAH untuk bersikap aktif di tempat tidurnya, sedikit tidur, dan banyak menangis. Anak GDAH jauh lebih jarang dibandingkan anak normal untuk menurunkan aktivitas lokomotoriknya saat lingkungan mereka terstruktur oleh batas-batas sosial. Di sekolah, anak GDAH dapat dengan cepat menyambar ujian tetapi hanya menjawab satu atau dua pekerjaan pertama. Mereka tidak mampu menunggu giliran dipanggil di sekolah dan menjawab giliran orang lain. Di rumah, mereka tidak dapat didiamkan walaupun hanya semenit.
Anak-anak GDAH seringkali mudah marah secara meledak. Iritabilitas mereka mungkin ditimbulkan oleh stimuli yang relatif kecil, yang mungkin membingungkan dan mencemaskan anak. Mereka seringkali labil secara emosional, mudah dibuat tertawa atau menangis, dan mood dan kinerja mereka cenderung bervariasi dan tidak dapat diramalkan. Impulsivitas dan ketidakmampuan menunda kegembiraan adalah karakteristik. Mereka seringkali rentan terhadap kecelakaan.
Kesulitan emosional penyerta adalah sering ditemukan. Kenyataan bahwa anak-anak lain menumbuhkan perilaku tersebut tetapi anak GDAH tidak menimbulkannya pada waktu dan kecepatan yang sama dapat menyebabkan ketidakpuasan dan tekanan pada orang dewasa. Konsep diri yang negatif dan permusuhan reaktif yang dihasilkannya adalah diperburuk oleh kesadaran anak bahwa ia memiliki masalah.
Karakteristik anak-anak dengan GDAH yang tersering dinyatakan adalah, dalam urutan frekuensi, (1) hiperaktivitas, (2) gangguan motorik perseptual, (3) labilitas emosional, (4) defisit koordinasi menyeluruh,(5) gangguan atensi (rentang atensi yang pendek, distraktibilitas, keras hati, gagal menyelesaikan hal, inatensi, konsentrasi yang buruk), (6) impulsivitas (bertindak sebelum berpikir, mengubah perilaku dengan tiba-tiba, tidak memiliki organisasi, meloncat-loncat di sekolah), (7) gangguan daya ingat dan pikiran, (8) ketidakmampuan belajar spesifik, (9) gangguan bicara dan pendengaran, dan (10) tanda neurologis dan iregularitas EEG yang samar-samar.
Kira-kira 75 persen anak-anak dengan GDAH hampir konsisten menunjukkan gejala perilaku agresi dan menantang.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Perjalanan penyakit GDAH bervariasi. Gejala dapat menetap sampai masa remaja atau kehidupan dewasa, gejala dapat menghilang pada pubertas, atau hiperaktivitas mungkin menghilang, tetapi penurunan rentang atensi dan masalah pengendalian impuls mungkin menetap. Overaktivitas biasanya merupakan gejala pertama yang menghilang dan distraktibilitas adalah yang terakhir. Remisi kemungkinan tidak terjadi sebelum usia 12 tahun. Tetapi, sebagian besar pasien GDAH mengalami remisi parsial dan rentan terhadap gngguan kepribadian lain&gangguan mood.Masalah belajar seringkali terus ada.
Kira-kira 15-20%, gejala GDAH menetap sampai dewasa. Mereka dengan gangguan mungkin menunjukkan penurunan hiperaktivitas tetapi tetap impulsif dan rentan terhadap kecelakaan. Anak-anak dengan GDAH yang gejalanya menetap sampai masa remaja adalah berada dalam risiko tinggi untuk mengalami gangguan konduksi. Kira-kira 50% anak dengan gangguan konduksi akan mengembangkan gangguan kepribadian antisosial di masa dewasanya. Anak-anak dengan kedua GDAH dan gangguan konduksi juga berada dalam risiko mengalami gangguan berhubungan zat.
Terapi
Farmakoterapi. Stimulan sistem saraf pusat, terutama dextroamphetamine (Dexedrine), methylphenidate, dan pemoline (Cylert). Food and Drug Administration (FDA) mengijinkan dextroamphetamine pada anak berusia 3 tahun dan lebih dan mehylphenidate pada anak yang berusia 6 tahun dan lebih; keduanya adalah obat yang paling sering digunakan.
Antidepresan – termasuk imipramine (Tofranil), desipramine, dan nortriptyline (Pamelor) – telah digunakan untuk mengobati GDAH dengan suatu keberhasilan.
Psikoterapi. Medikasi sendiri saja jarang memuaskan kebutuhan terapetik yang menyeluruh pada anak GDAH dan biasanya hanya merupakan satu segi dari regimen multimodalitas. Pada psikoterapi individual, modifikasi perilaku, konseling orangtua, dan terapi tiap gangguan belajar yang menyertai mungkin diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar