Gangguan ekspresi tulisan ditandai oleh keterampilan menulis yang secara bermakna di bawah tingkat yang diharapkan menurut usia, kapasitas intelektual, dan pendidikan seseorang seperti yang diukur dengan tes yang baku.
Beberapa dekade lalu pendapatnya adalah bahwa ketidakmampuan menulis tidak terjadi tanpa adanya gangguan membaca, tetapi sekarang telah diketahui bahwa gangguan ekspresi menulis dapat terjadi sendirian. Ketidakmampuan menulis seringkali disertai dengan gangguan belajar lainnya tetapi dapat didiagnosis lebih lambat dari yang lainnya, karena menulis ekspresif didapat lebih lambat daripada bahasa dan membaca.
Epidemiologi
Prevalensi diperkirakan 3-10% usia sekolah. Rasio laki-laki:wanita tidak diketahui. Anak yang terkena seringkali dari keluarga dengan riwayat gangguan tersebut.
Etiologi
Satu hipotesis menyatakan bahwa gangguan ekspresi menulis disebabkan dari kombinasi efek satu atau lebih gangguan-gangguan berikut ini: gangguan bahasa ekspresif, gangguan bahasa reseptif/ekspresif, dan gangguan membaca. Pandangan tersebut menyatakan kemungkinan adanya defek atau malfungsi neurologis dan kognitif di suatu tempat di area pusat pemroses informasi di otak.
Predisposisi herediter dinyatakan oleh temuan empiris bahwa sebagaian besar anak dengan gangguan ekspresi menulis memiliki sanak saudara dengan gangguan.
Karakteristik temperamental mungkin memiliki peranan, terutama dengan karakteristik tertentu seperti rentang perhatian pendek dan mudah dialihkan perhatiannya.
Diagnosis
Diagnosis gangguan ekspresi menulis dibuat berdasarkan prestasi seseorang yang terus menerus buruk pada komposisi teks tertulis. Adanya gangguan berat, seperti gangguan perkembangan pervasif atau retardasi mental, dapat menghilangkan diagnosis gangguan ekspresi menulis. Gangguan lain yang harus dibedakan dari gangguan ekspresi menulis adalah gangguan komunikasi, gangguan membaca, dan gangguan penglihatan dan pendengaran.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Ekspresi Tulisan
A. Keterampilan menulis, seperti yang diukur oleh tes baku yang diberikan secara individual (atau penilaian fungsional keterampilan menulis), adalah jelas di bawah tingkat yang diharapkan menurut usia kronologis pasien, inteligensia yang terukur, dan pendidikan yang sesuai dengan usia.
B. Gangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu pencapaian akademik atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang memerlukan komposisi teks tertulis (misalnya, menulis kalimat yang tepat secara tata bahasa dan paragraf yang tersusun).
C. Jika terdapat defisit sensorik, kesulitan dalam keterampilan menulis adalah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengannya.
Gambaran Klinis
Anak-anak dengan gangguan ekspresi menulis menunjukkan kesulitan pada kelas-kelas pertamanya dalam mengeja kata dan mengekspresikan pikirannya menurut aturan tata bahasa yang sesuai menurut usianya. Kalimat yang diucapkan dan ditulis mengandung kesalahan tata bahasa yang tidak lazim dan susunan paragraf yang buruk. Selama dan setelah kelas dua, anak-anak seringkali membuat kesalahan tata bahasa sederhana dalam menulis kalimat pendek. Sebagai contohnya, mereka seringkali gagal, walaupun terus menerus diingatkan, untuk memulai huruf pertama suatu kalimat dengan huruf kapital dan mengakhiri kalimat dengan spasi.
Saat mereka menjadi semakin besar dan naik ke kelas yang lebih tinggi di sekolahnya, kalimat yang diucapkan dan ditulis anak tersebut menjadi lebih primitif, aneh, dan inferior dibandingkan apa yang diharapkan dari pelajar dalam kelasnya.
Ciri penyerta gangguan ekspresi menulis adalah penolakan atau keengganan untuk pergi ke sekolah dan untuk melakukan pekerjaan rumah tertulis, prestasi akademik yang buruk dalam bidang lain (seperti matematika), tidak memiliki minat seluruhnya dalam pekerjaan sekolah, membolos, defisit-atensi, dan gangguan konduksi.
Sebagian besar anak dengan gangguan ekspresi menulis menjadi frustasi dan marah karena perasaan ketidakmampuan mereka dan kegagalan dalam prestasi akademik. Mereka mungkin memiliki gangguan depresif kronis sebagai akibat dari semakin meningkatnya rasa isolasi, dijauhi, dan kekecewaan.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Karena gangguan menulis, bahasa, dan membaca seringkali terjadi bersama-sama dan karena seorang anak normalnya berbicara dengan baik sebelum belajar membaca dan belajar membaca dengan baik sebelum menulis baik, seorang anak dengan ketiga gangguan tersebut memiliki gangguan bahasa ekspresif yang didiagnosis pertama kali dan gangguan ekspresi menulis yang didiagnosis terakhir.
Pada kasus yang parah suatu gangguan ekspresi menulis terlihat pada usia 7 tahun (kelas dua); pada kasus yang kurang parah gangguan mungkin tidak terlihat sampai usia 10 tahun (kelas lima).
Terapi
Terapi yang terbaik sekarang ini adalah pendidikan pengobatan. Terapi gangguan memerlukan hubungan pasien dan ahli terapi yang optimal, seperti dalam psikoterapi. Keberhasilan atau kegagalan dalam mempertahankan motivasi pasien sangat mempengaruhi kemanjuran terapi jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar