Gangguan membaca ditandai oleh gangguan kemampuan untuk mengenali kata, membaca yang lambat dan tidak tepat, dan pemahaman yang buruk tanpa adanya kecerdasan yang rendah atau defisit sensorik yang bermakna. Anak dengan gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas (ADHD) memiliki resiko tinggi untuk gangguan membaca.
Pada dasarnya, pencapaian membaca di bawah tingkat yang diharapkan untuk usia, pendidikan, dan kecerdasan anak, dan gangguan cukup bermakna mempengaruhi keberhasilan akademik atau aktivitas harian yang melibatkan membaca.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi terentang 2-8%. Tiga sampai empat Kali lebih banyak anak laki-laki. Angka untuk anak laki-laki mungkin meningkat, karena anak laki-laki dengan gangguan membaca condong diambil karena kesulitan perilaku yang banyak.
ETIOLOGI
Tidak ada penyebab tunggal yang diketahui untuk gangguan membaca; karena banyak disertai gangguan belajar dan kesulitan berbahasa, gangguan membaca kemungkinan adalah multifactorial.
1. Pemaparan prenatal dengan penyakit infeksi maternal.
2. Genetic, cenderung menonjol diantara anggota keluarga orang yang terkena.
3. Model fungsi hemisferik serebral, menyatakan korelasi positif gangguan membaca kebingungan antara kanan dan kiri (right-left confusion)
4. Beberapa penelitian terakhir (pemeriksaan tomografi computer [CT; computed tomography]; pencitraan resonansi magnetic [MRI; magnetic resonance imaging], dan pada otopsi) telah menunjukkan simetrisitas abnormal pada lobus temporalis dan parietas orang dengan gangguan membaca.
Insidensi tinggi gangguan membaca cenderung ditemukan pada anak-anak dengan palsi serebral yang memiliki kecerdasan normal. Insidensi gangguan membaca yang agak tinggi ditemukan diantara anak epileptik. Komplikasi selama kehamilan; kesulitan pranatal dan pascanatal, termasuk prematuritas; dan berat badan lahir rendah adalah sering ditemukan dalam riwayat anak dengan gangguan membaca.
Gangguan membaca mungkin merupakan salah satu manifestasi dari keterlambatan perkembangan atau keterlambatan maturasional. Peranan temperamental telah dilaporkan berhubungan erat dengan gangguan membaca. Dibandingkan dengan anak-anak tanpa gangguan membaca, anak-anak dengan gangguan membaca seringkali memiliki lebih banyak kesulitan dalam memusatkan perhatian dan memiliki rentang perhatian yang pendek.
Beberapa penelitian menunjukkan suatu hubungan antara malnutrisi dan fungsi kognitif. Gangguan membaca berat seringkali disertai dengan masalah psikiatrik.
DIAGNOSIS
Ciri diagnosis utama gangguan membaca adalah pencapaian membaca yang jelas di bawah kapasitas intelektual seseorang. Ciri karakteristik lain adalah kesulitan dalam mengingat, evokasi, dan mengikuti huruf dan kata yang dicetak; dalam memproses konstruksi tata bahasa yang sulit; dan dengan membuat kesimpulan.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Ekspresi Tulisan
A. Keterampilan menulis, seperti yang diukur oleh tes baku yang diberikan secara individual (atau penilaian fungsional keterampilan menulis), adalah jelas di bawah tingkat yang diharapkan menurut usia kronologis pasien, intelegensia yang terukur, dan pendidikan yang sesuai dengan usia.
B. Gangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu pencapaian akademik atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang memerlukan komposisi teks tertulis (misalnya, menulis kalimat yang tepat secara tata bahasa dan paragraf yang tersusun).
C. Jika terdapat defisit sensorik, kesulitan dalam keterampilan menulis adalah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengannya.
Tes Psikoedukasional
Disamping tes kecerdasan baku, tes diagnostik psikoedukasional harus dilakukan. Kumpulan diagnostik dapat termasuk tes pengejaan baku, menulis suatu komposisi, memproses dan menggunakan bahasa oral, dan mencontoh rancangan, suatu pertimbangan keadekuatan penggunaan pensil. Kumpulan skrining proyektif dapat termasuk menggambar tokoh manusia, tes mengisahkan gambar, dan melengkapi kalimat. Pemeriksaan harus juga termasuk pengamatan sistematik dari variabel perilaku.
GAMBARAN KLINIS
Gangguan membaca biasanya tampak pada usia 7 tahun (kelas dua). Pada kasus berat, bukti-bukti kesulitan mungkin tampak pada umur 6 tahun (kelas satu). Kadang-kadang gangguan membaca terkompensasi pada tingkat dasar awal, terutama jika disertai dengan skor yang tinggi pada tes kecerdasan. Pada kasus tersebut gangguan mungkin tidak terlihat sampai umur 9 tahun (kelas empat) atau lebih lambat.
1. Membuat banyak kesalahan dalam membaca oralnya. Kesalahan membaca ditandai oleh menghilangkan, menambahkan, atau penyimpangan kata.
2. Kesulitan membedakan antara karakter dan ukuran huruf.
3. Kecepatan membaca lambat, seringkali dengan pemahaman yang minimal.
4. Hampir semuanya pengeja yang buruk.
5. Masalah penyerta adalah kesulitan bahasa, yang terlihat sebagai gangguan diskriminasi bunyi dan kesulitan dalam mengurutkan kata dengan tepat.
Anak tidak menyukai membaca dan menulis dan menghindarinya Kecemasan meningkat, malu dan rendah diri karena kegagalan mereka yang terus menerus dan frustasi. Anak yang lebih besar cenderung marah, terdepresi, menunjukkan harga diri yang buruk.
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
Kendatipun tanpa bantuan pengobatan, banyak anak dengan gangguan membaca akan memperoleh sedikit informasi tentang bahasa tercetak selama dua tahun pertama dalam sekolah dasar. Pada akhir kelas satu, beberapa anak telah belajar bagaimana membaca beberapa kata. Tetapi, jika tidak diberikan intervensi pendidikan pengobatan pada kelas tiga, anak tetap terganggu membacanya. Dalam keadaan yang paling baik, anak diklasifikasikan dalam risiko untuk mengalami gangguan membaca selama bertahun-tahun sekolah taman kanak-kanak atau pada awal kelas satu.
Jika pengobatan diberikan segera, kadang-kadang dapat dihentikan pada akhir kelas satu atau dua. Pada kasus yang berat dan tergantung pada pola kelemahan dan kekuatan, pengobatan dapat dilanjutkan sampai tahun-tahun sekolah menengah pertama dan atas. Anak-anak yang telah mengkompensasi dengan memuaskan ataupun pulih dari gangguan membaca awal adalah banyak ditemukan dalam keluarga dengan latar belakang sosioekonomi yang maju.
TERAPI
Terapi terpilih untuk gangguan membaca adalah pendekatan pendidikan pengobatan (remedial educational approach). Seperti dalam psikoterapi, hubungan ahli terapi dan pasien adalah penting untuk keberhasilan hasil terapi dalam terapi pendidikan pengobatan.
Anak-anak dengan gangguan membaca harus ditempatkan dalam kelas yang sedekat mungkin dengan tingkat fungsional sosialnya dan diberikan tugas pengobatan khusus dalam membaca. Masalah emosional dan perilaku yang ada bersama-sama harus diobati dengan cara psikoterapi yang sesuai. Konseling parental mungkin juga menolong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar